
Seorang ibu, pelajar SD teman anakku, dengan bangga menunjukkan sepatu warna warni yang baru saja dibeli dengan diskon 50 persen. "Ringan, murah dan yang pasti tidak berbau," katanya berpromosi tentang alas kaki bernama Crocs.
Mengusung tagline anti slip dan tahan air, Crocs memang didesain untuk kegiatan outdoor dan berlayar. Karena bahan bakunya ringan, banyak yang mengenakan CROCS di berbagai tempat, termasuk di pusat perbelanjaan. Namun sejak 2006, media massa melaporkan sejumlah kecelakaan terjepit di escalator, dengan korban sebagian besar anak-anak. Karena sifatnya yang anti slip, alas kaki yang hak patennya dibuat di Colorado itu, terasa seret, apalagi jika menapak pada logam seperti escalator. Di beberapa kasus, penggunanya secara tidak sadar menempelkan kakinya di pinggir escalator. Akibatnya sepatu tersangkut escalator, dan kaki pemakainya pun dibuat terluka (untuk tidak mengatakan terjepit).
Di Pondok Indah Mall sempat terpasang peringatan agar tidak menggunakan sepatu karet di setiap escalator. Meski tidak menyebut nama, gambar yang terpasang adalah Crocs. Di Bandung, pusat perbelanjaan BIP juga memasang peringatan serupa.
Tapi pedulikah masyarakat terhadap kasus itu? Betapa pendek ingatan kita, terlihat dari antrean di Senayan City akhir April lalu. Mereka yang berebut Crocs sudah terlihat di depan mall, sejak jam 8 pagi! Kulitnya putih, dandan rapi, aromanya harum, jelas mereka bukan pekerja mal. Mereka kesengsem karena termakan promo diskon besar-besaran serta nama Crocs. Crocs pun seolah menyihir semua orang. Bim salabim ala kadabra...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar